Rabu, 08 Juni 2016

Tugas Kelompok:


MAKALAH FISIKA
KEMAGNETAN

  



KELOMPOK 1 :
1.     ARSYAD HAMID SAIFUDIN                  (A1K1 15 173)
2.     WINNES ARLITA IRMAJUN                  (A1K1 15 167)
3.     YUNI SUFIANI                                 (A1K1 15 169)
4.     NILAM APRILIA                                      (A1K1 15 069)






JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEH
KENDARI
2016


KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia_Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala dan penyebab terjadinya perubahan di alam, melalui fisika manusia dapat belajar mengenali dan memahami dirinya sendiri maupun mahluk lain dan penciptanya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dosen fisika MUTIARA NINGSI, S.Pd, M.Pd” yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada kami untuk berkreasi membentuk makalah ini, dan di berikan kesempatan untuk membahas lebih jauh tentang KEMAGNETAN.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak ronggah yang terangah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran teman-teman semua demi kesempurnaan makalah ini.






Kendari, 1 Mei 2016


                                                                                                            Penulis














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ........................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C.   Tujuan ........................................................................................ 2
D.   Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.   MEDAN MAGNET .................................................................... 3
B.   GAYA MAGNETIK ................................................................... 8
C.   SIFAT-SIFAT KEMAGNETAN BAHAN ................................. 9

BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN .......................................................................... 10
B.   SARAN ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Di bumi ini tentunya kita tidak asing dengan benda yang bernama magnet. Benda yang memiliki medan magnet dan dua kutub ini dapat menarik benda-benda yang mengandung unsur logam. Kita dapat menemukan magnet dimana saja, misalnya di toko mainan, toko bangunan, bahkan di bumi yang kita pijak ini terdapat sumber medan magnet yang sangat banyak. Pada magnet terdapat dua kutub, yaitu kutub utara yang selalu mengarah ke utara dan kutub selatan yang selalu mengarah ke selatan. Dan tak jarang kita juga bisa menemukan magnet di dalam alat-alat elektronik. Biasanya kita melihat magnet dalam berbagai bentuk, contohnya magnet U (sepatu kuda), magnet batang, magnet lingkaran, magnet jarum (kompas), dan lain-lain. Namun sebenarnya magnet yang ada sekarang ini, hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet sebenarnya tidak hanya berupa magnet batang, jarum, lingkaran, yang biasa kita lihat pada umumnya. Tetapi magnet juga bisa dibuat dengan cara sederhana dan tidak membutuhkan bahan-bahan tertentu yang rumit seperti pada pembuatan magnet buatan. Kita hanya membutuhkan bahan-bahan sederhana yang ada di sekitar kita, dan cara pembuatannya pun tak serumit magnet buatan pabrik. 
Selain itu magnet juga sangat berguna bagi manusia. Misalnya saat kita tersesat di hutan kita dapat menggunakan kompas sebagai penunjuk jalan, dalam hal ini magnet juga ikut berperan penting. Magnet kulkas digunakan untuk menyimpan catatan di pintu kulkas. Tidak hanya itu, magnet juga sangat berguna dalam dunia kesehatan. Sejak dulu magnet sudah digunakan dalam dunia pengobatan, terutama dalam pengobatan alami (Naturopathy). Selain karena murah, hanya dengan satu set magnetic terbukti sangat bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga (tidak hanya untuk pengobatan, tapi juga untuk hidup sehat alami).
Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt menyimpulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan paling kuat dibandingkan bagian magnet lainnya.
Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam magnet , garis-garis gaya magnet memiliki arah dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling berpotongan. Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet.
Jika dua kutub yang tidak sejenis saling berhadapan, akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang saling berhubungan. Jika dua kutub yang sejenis yang saling berhadapan, akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan dan saling menjauhi.
Kutub-kutub yang tidak sejenis ( utara-selatan ) jika didekatkan akan tarik menarik, sedangkan kutub-kutub yang sejenis ( utara-utara atau selatan-selatan ), apabila didekatkan akan tolak menolak.
B. RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan pengertian medan magnet?
2.      apa yang dimaksud dengan gaya magnet?
3.      Apa saja sifat-sifat kemagnetan bahan?

C. TUJUAN
1.      Agar mengetahui pengertian medan magnet
2.      Agar mengetahui gaya yang terdapat pada magnet
3.      Agar mengetahui apa-apa saja sifat kemagnetan itu

D.  MANFAAT
1.      Dapat mengetahui pengertian medan magnet
2.      Dapat mengetahui gaya yang terdapat pada magnet
3.      Dapat mengetahui apa saja sifat-sifat kemagnetan


















BAB II
PEMBAHASAN

A.MEDAN MAGNET
Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya magnet tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja. Gaya-gaya magnet juga timbul di sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut medan magnet. Medan magnet dapat dirasakan atau ada di sekitar kutup magnet. Apabila ada kutub magnet lain dalam medan medan magnet maka akan ada gaya interaksi magnetik atau disebut sebagai gaya magnet. Medan magnet dapat timbul dari bahan-bahan dari alam yang mempunyai sifat kemagnetan atau bisa juga ditimbulkan oleh adanya arus listrik. Salah satu tokoh terkenal yang meneliti tentang medan magnet adalah Hans Christian Oersted (1777-1851). Oersted merupakan orang pertama yang dalam percobaannya mengetahui terjadinya medan magnet oleh arus listrik. Gaya magnet ini dalam aplikasinya banyak digunakan sebagai dasar dalam mengubah energi listrik menjadi enegi mekanik. Misalkan dalam pembuatan motor listrik, pembuatan generator. Selain karena adanya arus listrik medan magnet juga dapat ditimbulkan karena sifat kemagnetan bahan.
Garis gaya magnet dapat digambarkan dengan cara menaburkan serbuk besi pada kertas yang diletakkan di atas magnet. Jika pada suatu tempat garis gaya magnetnya rapat, berarti gaya magnetnya kuat. Sebaliknya jika garis gaya magnetnya renggang, berarti gaya magnetnya lemah.
Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan listrik, garis gaya magnet dapat menggambarkan medan magnet. Namun tidak seperti garis gaya listrik yang dapat berawal dan berakhir pada satu muatan listrik, garis gaya magnet tidak ada awal dan akhirnya. Garis gaya magnet membentuk lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan. Jadi, medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet, digambarkan oleh garis gaya magnet yang menyebar dari kutub-kutub magnet. (Sudibyo, Elok, dkk. 2008: 204-206)
Setiap muatan yang bergerak di bawah pengaruh medan magnetik, mengalami gaya magnetik. Arah gaya magnetik tegak lurus dengan arah gerak muatan yang dinyatakan oleh kaidah tangan kanan. Namun bila arah gerak muatan searah dengan medan magnetik, maka muatan tidak mengalami gaya. Secara vektor, gaya magnetik yang di alami muatan q yang memotong medan magnetik dinyatakan oleh,





F = q v x atau

F
B
v
F = qvb sin θ

Dengan F = gaya magnetik, B = kuat medan magnetik, dan v = kecepatan muatan . satuan magnetik adalah tesla atau weber/m2.
Atau 

1.    Hukum Biot-Savart
Setiap muatan listrik yang bergerak, akan menimbulkan medan magnetik di sekelilingnya. Peristiwa ini pertama kali di amati oleh oersted dalam peneitiannya pada tahun 1820. Dalam penelitiannya, oersted menemukan bahwa bila disekitar kawat berarus di dekatkan karum kompas, maka jarum kompas akan terorientasi. Gerakan jarum atau terjadinya kopel jarum kompas menunjukan adanya gaya, dalam hal ini gaya magnetik.
Arah medan oleh arus dalam kawat dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu ; andaikan kawat digenggam dengan tangan kanan seperti pada gambar, ibu jari menyatakan arah arus I dan jari-jari yang menggenggam kawat menyatakan arah medan B.
Fenomena ini lebih lanjut dirumuskan oleh Biot-Savart, terutama mengenai kuat dan arah B disekitar kawat berarus. Tinjau elemen kawat berarus dl, seperti pada gambar. Titik P adalah titik dimana medan magnetik Db dirumuskan. Dan r menyatakan jarak titik P dari elemen kawat dl. Medan magnetik dB menyinggung garis induksi yang arahnya mengikuti garis aturan tangan kanan. Bayangkan bila kita menggenggam elemen kawat dl. Maka ibu jari menyatakan arah arus, sedang jari-jari yang lain menyatakan garis fluks magnetik.


i
r
r
P
dB
θ
dl
dB
P
 









Besar Db dinyatakan oleh persamaan,
Persamaan di atas dikenal dengan hukum biot-savart, karena beliau-lah yang pertama kali memperkenalkannya. Persamaan ini akan digunakan untuk merumuskan medan magnetik pada :
a.    Sekitar kawat berarus
b.    Pusat kawat melingkar berarus
c.    Pusat selenoida yang dialiri arus
Besaran μ0 / 4π dalam persamaan di atas besarnya 10-7 W/A.m,  dan diberi simbol K’ untuk memudahkan penulisan. Besaran  μ0 disebut permeabilitas ruang hampa.
2.    Medan Oleh Kawat Lurus Berarus
Untuk merumuskan medan magnet disekitar kawat berarus yang lurus panjang kita dapat menggunakan persamaan biot, dimana kita tinjau sebuah titik diluar kawat misalnya titik P yang jaraknya a dari kawat berarus dan r adalah jarak dari elemen kawat berarus dy. Dengan menggunakan persamaan Biot sebagai berikut,

                                                                               


a
y
r
dy
dari gambar di samping, sin θ dan r dapat ditentukan sebagai fungsi a dan y sebagai
r = (a2 + y2)1/2 dan


 Setelah mengganti r dan θ pada persamaan biot maka kita peroleh persamaan baru sebagai berikut :
Jika persamaan diatas kita integralkan dengan batas –L dan L, diperoleh persamaan berikut :
Bila konduktor yang ditinjau sangat panjang dibanding dengan jarak a, maka  dapat ditulis y saja, sehingga persamaan di atas dapat ditulis kembali sebagai berikut :
 atau 
Inilah sebenarnya hukum biot-savart, yang diperoleh dari pengamatan, sebelum hukum biot dalam bentuk diferensial itu dirumuskan.
3.    Medan Oleh Arus Loop
Salah satu penerapan hukum biot-savart, adalah untuk menentukan medan magnet yang ditimbulkan oleh arus dalam loop (kawat melingkar berarus) seperti pada gambar di bawah. Kuat medan di titik P yang jaraknya b dari pusat loop berjari-jari a dapat diturunkan dari persamaan biot-savart sebagai berikut :

Disini dl adalah elemen panjang kawat dan r menyatakan jarak titik P terhadap elelmen kawat yang ditinjau. Dari gambar diatas diperolrh bahwa :
               
Dengan  dan  r = (a2 + b2)1/2
Integral dl adalah integral keliling loop berjari-jari a, besarnya sama dengan keliling lingkaran yaitu 2πa. Dengan demikian fluks magnetik pada titik P yang di tinjau menjadi,
             
Rapat fluks B di titik pusat loop yang berjari-jari a sama dengan,
Garis-garis induksi medan B, tegak lurus pada bidang loop seperti gambar.

4.    Hukum Ampere
Perhatikan gambar dibawah, yaitu sebatang kawat lurus panjang yang di aliri arus I, sebuah titik P yang terletak pada lingkaran berjari-jari e dan berpusat pada kawat, dl sebagai elemen lingkaran tersebut, B medan magnetik sebuah titik pada lingkaran tersebut, yang senantiasa menyinggung lingkaran. Dengan melakukan integrasi sepanjang lingkaran tersebut, diperoleh persamaan :
Jadi,
5.    Selenoida
Selenoida adalah kawat penghantar panjang yang dililit membentuk helix. Jadi selenoida tiada lain adalah loop yang terdiri atas beberapa lilitan. Jika panjang selenoida lebih besar dibanding diameternya, maka medan magnetik dalam selenoida seragam sepanjang sumbunya dan tidak bergantung pada diameter selenoida

Untuk selenoida yang ril, medan magnetik d luar selenoida sama dengan nol, yaitu medan oleh arus arah masuk saling menghilangkan dengan medan dari arus arah luar. Arah medan magnet di pusat selenoida sejajar sumbu selenoida. Jika selenoida dibuat dengan sejumlah N lilitan dan panjang selenoida adalah L, maka dengan menggunakan hukum ampere di peroleh medan magnet :
Di mana I adalah kuat arus dalam selenoida.

6.    Toroida
Toroida adalah selenoida yang dibuat melingkar sehingga bentuknya menyerupai kue donat. Medan magnet dalam toroida tidak homogen seperti solenoida. Besar magnetik di dalam pusat toronoida adalah sebagai berikut :
                     
Dengan N adalah jumlah lilitan dan r adalah jari-jari toroida.

B.          GAYA MAGNETIK
1.    Gaya Magnetik Pada Kawat Berarus
Sebelumnya kita telah mempelajari mengenai gaya yang di alami oleh muatan yang bergerak dalam medan magnetik. Karena arus adalah muatan yang bergerak dalam bahan penghantar, maka kawat berarus pun akan dikenai gaya bila masuk ke dalam medan magnetik. Peristiwa ini menjadi dasar kerja bagi motorik-motorik listrik, alat ukur listrik seperti galvanometer, amperemeter, voltmeter wattmeter dan lain-lain.
Gaya rata-rata yang dialami oleh muatan yang mengalir dalam muatan kawat penghantar bila berada dalam medan magnetik B, secara vektor di berkan oleh persamaan ;
F = I l x B
Dengan l = panjang kawat dalam besaran vektor, I = arus listrik (muatan rata-rata), medan magnetik dan F = I l B sin θ.
2.    Gaya antar dua kawat berarus
Dua buah kawat penghantar dipisahkan oleh jarak a, masing-masing kawat di aliri arus I1 dan I2.
Arus I1 pada gambar 1 menimbulkan medan magnetik B1 disekelilingi kawat 2. Kuat medan megnetik oleh I1 disekitar kawat 2 adalah :
Menurut kaidah tangan kanan arah medan megnetik B1 pada kawat 2 berarah masuk bidang ketas. Jadi kawat 2 yang panjangnya l berada dalam medan megnetik B1 sehingga mengalami gaya magnetik kearah atas tegak lurus B1 sebesar . Jadi besar gaya yang dialami oleh kawat 2 oleh magnetik B1 adalah :
Hal yang sama dialami oleh kawat 1 dari medan magnet B2 yang ditimbulkan arus dalam kawat 2, besarnya sama dengan  yang dialami kawat 2, yaitu :

C.      SIFAT BAHAN MAGNETIK
Bila suatu bahan didekatkan ke sebuah magnet, maka bergantung pada jenis bahan tersebut, ada yang sangat kuat ditarik kearah medan magnet yang kuat (daerah B yang besar), ada yang ditarik dengan gaya lemah ke daerah B yang besar, dan ada pula yang ditolak dari daerah B yang besar itu ke daerah B yang kecil. Bahan magnetik tersebut adalah :
1.      Bahan yang dengan kuat ditarik ke daerah B diesbut bahan feromagnetik
Contohnya : Besi, baja, nikel cobalt dan campuran logam tertentu (almico).
2.      Bahan yang ditarik dengan lemah ke daerah B yang kuat disebut, bahan paramagnetik
Contohnya : aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak lagi garam-garam logam.
3.      Bahan yang ditolak ke daerah B yang lemah disebut bahan diamagnetik
Contohnya : Bismuth, tembaga, emas, antimon dan kaca filinta.







                                                                           

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan :
1.      Medan magnet adalah Gaya-gaya magnet juga timbul di sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet.
2.      Gaya magnetik yaitu gaya magnetik yang terdapat pada kawat berarus dan gaya magnetik pada dua kawat berarus.
3.      Sifat-sifat kemagnetan adalah :
a.    Bahan yang dengan kuat ditarik ke daerah B diesbut bahan feromagnetik
Contohnya : Besi, baja, nikel cobalt dan campuran logam tertentu (almico).
b.    Bahan yang ditarik dengan lemah ke daerah B yang kuat disebut, bahan paramagnetik
Contohnya : aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak lagi garam-garam logam.
c.    Bahan yang ditolak ke daerah B yang lemah disebut bahan diamagnetik
Contohnya : Bismuth, tembaga, emas, antimon dan kaca filinta.

B. SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang kemagnetan, lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami ilmu fisika kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. BUKU AJAR FISIKA DASAR II. UNIVERSITAS HALU OLEO. KENDARI
Kurniyadi. 2013. SIFAT-SIFAT KEMAGNETAN BAHAN. Http : sifat-sifatmagnet20%.html jakarta.